Pengaruh Temperatur Tempat Tidur Terhadap Tubuh Fungsi Pemulihan Kecepatan Terhadap Bedah Posting
DOI:
https://doi.org/10.31290/jkt.v5i1.913Kata Kunci:
suhu tempat tidur, kecepatan pemulihan fungsi tubuhAbstrak
Perawatan pada dasarnya adalah peri perawatan pasien operatip pra, kasus bedah intra dan pasca operasi. Pada perawatan pasca operasi saat ini ada masalah teknis yang masih belum terjawab yaitu memanaskan tempat tidur pasca operasi. Implementasi mobilisasi dini, batuk efektif, relaksasi masih membutuhkan partisipasi efektif perawat dan pasien kadang kadang diabaikan karena terlalu memakan waktu dan perawat. Pemanasan tempat tidur menurut para peneliti tampaknya menjadi solusi di atas. Tujuan dari penelitian ini ingin mengetahui pengaruh suhu unggun terhadap kecepatan pemulihan fungsi tubuh (gerakan peristaltik / platus) menggunakan metode penelitian kuasi eksperimental untuk mendekati desain pasca kontrol, dengan jumlah sampel 15 kelompok 15 kelompok perlakuan kontrol, pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling, penelitian dilakukan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Bogenvil Ngudi Waluyo Wlingi.Hasil yang diperoleh nilai uji t sebesar 3,24 lebih besar dari nilai t tabel. Kesimpulannya ada pengaruh suhu bed yang signifikan terhadap kecepatan pemulihan fungsi tubuh (pergerakan peristaltik / platus) pasca operasi. Bukti ini harus menjadi dorongan untuk mengelola pelaksanaan perawatan bedah untuk kebiasaan.
Referensi
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Prosedur Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta
Bare BG., Smeltzer SC. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Corwin. 2002. Patofisiologi Penyakit. Jakarta: EGC
Corwin, E. 2005. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC
Depkes RI.2012. Profil Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2012.(Online). Media: http://www.depkes.go.id. 13 November 2013
Dewanto G., 2009. Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Saraf. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Joesoef, AA, Kusumawati, K. 2002. Tinjauan Umum Tentang Vertigo. Surabaya: Universitas Airlangga Press
Marchiori, L, L., Melo, JJ, P ossette, FL, dan Correa, AL, 2010, Perbandingan Frekuensi Vertigo pada Lansia dengan dan tanpa Hipertensi Arteri, Intl. Lengkungan. Otorhinolaryngol, 14 (4), 456-460.
Mudzakir, N. 2009. Ketentuan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed. Revisi Cetakan Kedua. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Putranta. 2005. Panduan Praktis Diagnosis & Tatalaksana Penyakit Saraf. Jakarta: EGC.
Sastroasmoro, S & Ismail, S, (1995). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinik, Binarupa Aksara, Jakarta.
Setiadi. 2013. Konsep Dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Ed. 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sudigdo & Sofyan. 2011. Dasar - Dasar Metedeologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto
Sumitelyah, E., 2010. Jurnal Penelitian Pengaruh Senam Vertigo Terhadap Keseimbangan Tubuh pada Pasien Vertigo di RS Siti Khodijah Sepanjang. RS Siti Khodijah Sepanjang: Jawa Timur.
Wilhelmsen Kjersti et al. 2008. Properti Psikometrik Skala Gejala Vertigo - Bentuk Pendek. Gangguan Telinga, Hidung, dan Tenggorokan BMC. 8: 2
Wreksoatmodjo, B, R. 2004. Vertigo: Aspek Neurologi. Bogor: Cermin Dunia Kedokteran
