WAKTU PEMBERIAN ASI DAN KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM

  • Rana Ryanti Dewi Fortuna Poltekkes Kemenkes Malang, Jalan Besar Ijen No 77 C Malang, Jawa Timur
  • Ika Yudianti Poltekkes Kemenkes Malang, Jalan Besar Ijen No 77 C Malang, Jawa Timur
  • trimardiyanti trimardiyanti Poltekkes Kemenkes Malang, Jalan Besar Ijen No 77 C Malang, Jawa Timur

Abstract

Pentingnya pemberian ASI sedini mungkin pada bayi agar mendapatkan kolostrum yang dapat mengeluarkan mekonium dengan bilirubin tinggi bersama BAB. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan waktu pemberian ASI dengan kejadian ikterus neonatorum. Desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan kohort, populasi sebanyak 50 BBL yang diamati hingga berusia 8 hari, menggunakan teknik proportionate stratified random sampling dengan jumlah sampel 40 bayi. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi derajat ikterus berdasarkan Kremer, data dianalisa dengan uji Koefisien Korelasi Spearman dengan tingkat kemaknaan=0.05. Hasil penelitian menunjukan hampir setengah sampel (45%) mendapatkan ASI pertama pada 1-6jam, 40% diberikan ASI pertama pada <1jam dan sebagian kecil (15%) diberikan ASI pertama kali setelah kelahirannya pada >6 jam. Hampir seluruhnya (77.5%) tidak mengalami ikterus, 2.5% mengalami ikterus derajat I, 12.5% rmengalami ikterus derajat II dan 7.5% mengalami ikterus derajat III. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0.004 < a (0.05) dengan nilai rho=0.445 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada hubungan antara waktu pemberian ASI dengan kejadian ikterus neonatorum dengan kekuatan hubungan yang bersifat sedang.

References

Ai Jejeh R dan Lia Julianti. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: TIM.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2015). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014. Jawa Timur : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Gourley, G. R., Li, Z., Kreamer, B. L., & Kosorok, M. (2005). A Controlled, Randomized, Double-Blind Trial of Prophylaxis Against Jaundice Among Breastfed Newborns. Pediatrics; Vol. 166: 2, 384-393.
Guslihan. (2009). Dasa Tjipta, Kuning Pada Bayi Baru Lahir. Kapan Harus Ke Dokter?. Medan : Devisi Perinatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2016). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Juffrie, M., Oswar,i H., Arief, S., Rosalina, I. (2010). Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 263-284
Khairunnisak. (2013). Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian Ikterus pada Bayi Baru Lahir 0-7 Hari di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Banda Aceh : Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U’Budiyah Indonesia.
Meadow, Roy dan Newell, Simon. (2005). Lecture Notes Pediatrika. Jakarta: Erlangga.
Pohlman, M.N. Nursanti, Ida. & Anto, Y.V. (2015). Hubungan Inisiasi Menyusu Dini dengan Ikterus Neonatorum di RSUD Wates Yogyakarta. Media Ilmu Kesehatan Vol. 4, No. 2, Agustus 2015. Hal 96-103.
Ramadhani, Ulfa N.I. (2015). Hubungan Frekuensi Pemberian ASI dengan Kejadian Ikterus Neonatorum di Wilayah BPS Vivi Umamiyanto Surabaya. Surabaya : Digital Library Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya.
Windasari. et al. (2015). Hubungan Pemberian Asi Pertama Kali dan Usia Gestasi dengan Kadar Bilirubin Pada Bayi Ikterus. Semarang : Penerbit Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Muhammadiyah, Semarang.
Maulidya T. (2013). Gambaran Faktor Risiko Ikterus Neonatorum pada Neonatus di Ruang Perinatologi RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2013. Jambi : Jambi Medical Journal, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 1 No 1.
Roesli.(2008). Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka Bunda.
Rufaida, Zulfa. (2015). Hubungan Pemberian ASI dengan Kejadian Ikterus Neonatorum di UPT Rumah Sakit Sumberglagah Mojokerto. Yogyakarta : Perpustakaan Pusat Universitas Gadjah Mada.
Sastroasmoro, S. (2007). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara.
Sastroasmoro, S. (2004). Tata Laksana Ikterus Neonatorum. Jakarta: HTA Indonesia.
Sukadi, A. (2008). Hiperbilirubinemia. Dalam: Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, Usman A, penyunting. Buku ajar neonatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Published
2018-06-06
How to Cite
FORTUNA, Rana Ryanti Dewi; YUDIANTI, Ika; TRIMARDIYANTI, trimardiyanti. WAKTU PEMBERIAN ASI DAN KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM. Jurnal Informasi Kesehatan Indonesia (JIKI), [S.l.], v. 4, n. 1, p. 43-52, june 2018. ISSN 2615-5516. Available at: <https://ojs.poltekkes-malang.ac.id/index.php/JIKI/article/view/244>. Date accessed: 20 apr. 2024. doi: https://doi.org/10.31290/jiki.v4i1.244.