PENGARUH TOPIKAL EKSTRA GEL LIDAH BUAYA aloevera KONSENTRASI 10 PERSEN, DAN 20 PERSEN TERHADAP GAMBARAN MAKROSKOPIS LUKA BAKAR GRADE II PADA TIKUS Rattus norvergicus GALUR WISTAR
DOI:
https://doi.org/10.31290/jkt.v5i1.374Kata Kunci:
Gambaran makroskopi luka, luka bakar derajat II, ekstra gel lidah buayaAbstrak
Kasus luka bakar fase akut merupakan suatu bentuk kasus trauma kritis dengan angka mortalitas tinggi, yang memerlukan perhatian secara khusus. Lidah buaya memiliki kandungan zat aktif saponin yang bersifat antiseptic dan glukomanan sebagai pertumbuhan fibroblast yang dapat membantu proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemberian ekstrak gel lidah buaya terhadap penyembuhan luka bakar derajat dua.Ekstrak dibuat dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 70persen. Penelitian ini menggunakan 20 ekor tikus putih galur wistar jantan (Rattus norvergicus) yang dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok aloe vera 10persen, aloe vera 20persen, kelompok kontrol Silversulfadiazine 1 persen dan NaCl 0,9 persen. Parameter yang diamati gambaran makroskopis (warna, luas dan ada tidaknya eksudat). Semua data diolah dan dianalisis statistik mengunakan SPSS 23. Hasil analisis statistik uji Paired Samples T Test dan uji Independent T test menunjukan bahwa luas luka antara kelompok aloe vera 10 persen dan 20 persen, Silversulfadiazine 1 persen dan NaCl 0,9 persen tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Jadi dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Aloe vera 10 persen dan 20 persen memiliki efek yang sama dengan Silver Sulfadiazine 1 persen dalam hal penyembuhan luka bakar dan diaplikasikan kepada manusia sebagai alternatif perawatan luka bakar dengan harga yang relatif murah.
Referensi
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta. (http://digilib.unila.ac.id/20877/19/11.%20BAB%20II.PDF) diakses 20 september 2017.
Boudreau MD, Beland FA. An evaluation of the biological and toxicological properties of aloe barbadensis (miller), aloe vera. Journal of Environmental Science and Health. 2006; 24(1):103–54.
Ghodekar, SV, Chaudhari, SP, & Ratnaparakhi, MP 2012, „Development andcharacterizationsof silversulfadiazine emulgel for topical drug delivery‟,International Journal of Pharmacy and Pharmateutical Science, vol. 4, h.305. [online]. (diunduh 5 november 2016). Tersedia dari:http://www.ijppsjournal.com/Vol4Issue4/4953.pdf.
Gurtner, G.C. 2007. Wound Healing Normal and Abnormal. Grabb and Smith’s Plastic Surgery 6th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.
Jatnika, A. dan Saptoningsih, 2009. Meraup Laba dan Lidah Buaya, Agro Media Pustaka, Jakarta.
Jatnika, A., dan Saptoningsih. 2009. 1001 Obat Herbal. Jakarta: Agro Media Pustaka.
Johnson M. 2012. Laboratory Mice and Rats.Mater Methods 2:113. http://www.labome.com/method/Laboratory-Mice-and-Rats.html. Diakses 21 Oktober 2017.
Lelley & Aucker,1999,Pharmakology and The Nursing Process Jakarta : ISBN
Lima, C.C., Pereira APC., Silva JRF., Oliveira LS., Resck MCC., Grechi CO., Bernardes MTCP., Olimpio FMP., Santos AMM., Incerpi EK., Garcia JAD. 2009. Ascorbic Acid for The Healing of Skin Wounds in Rats. Braz J Bio, 169(4), pp 1195-1201.
Moenadjat, Y. 2009. Luka Bakar Masalah dan Tata Laksana, edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 90-105.
Regan, M. C and Barbul A, 1995. The Cellular Biology of Wound Healing. In
Regdl H, Schlag G, (Eds). Wound Healing. Berlin: Springer-Verlag, pp 2-13.
Robbins.Stanley L, Kumar V, Ramzi S.Buku Ajar Patologi.Ed 7.Jakarta : EGC,2007;80-83
Schwarts SI, Shires GT, Spencer FC, Daly JM, Fischer JE, Galloway C Principle of Surgery. 7th Edition. USA: Mc Graw-Hill Health Proffessions Divisions. 2005.
Sjamsuhidajat & De jong. 2012. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed. 3. Jakarta : EGC,2010;103-107
Tiwari, VK. 2012. Burn Wound: How It Differs From Other Wounds. Indian Journal of Plastic Surgery Vol. 45, 364-373.
World Wire Statistic Center. (2008). Informasi Bulletin Of The World Statistic Center. The Geneva Association. October 2008. Geneva.
