Perbedaan Besar Resiko Kejadian Kanker Serviks Berdasarkan Jenis Kontrasepsi Hormonal Di RSD dr. Soebandi
Abstract
Secara global, kanker serviks adalah kanker keempat paling umum pada wanita, dengan 604.000 kasus baru pada 2020 menurut WHO. Di Indonesia, kanker serviks menempati peringkat kedua setelah kanker payudara, dengan 36.633 kasus pada 2021, sementara di Kabupaten Jember tercatat 160 kasus pada 2023 di RSD dr. Soebandi. Peningkatan ini terkait dengan tingginya penggunaan kontrasepsi hormonal, yang digunakan oleh 55,36% pasangan usia subur di Indonesia, dan dianggap sebagai salah satu faktor terjadinya kanker serviks. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan studi kasus kontrol (case control). Sebanyak 136 responden dilibatkan, terdiri dari 68 responden dengan kanker serviks (kelompok kasus) dan 68 responden tanpa kanker serviks (kelompok kontrol). Data diambil dari rekam medis di Instalasi Rekam Medis RSD dr. Soebandi menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan pada 18–29 November 2024. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi Square dengan tingkat signifikansi ? = 0,05. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam risiko kejadian kanker serviks berdasarkan jenis kontrasepsi hormonal, yaitu Depo Medroxyprogesteron Acetate (DMPA) dan kombinasi. Hasil ini memberikan implikasi bahwa faktor lain di luar jenis kontrasepsi hormonal mungkin memiliki pengaruh lebih besar terhadap kejadian kanker serviks, sehingga diperlukan penelitian lanjutan untuk mengidentifikasi faktor risiko lain secara lebih mendalam.