FAKTOR RESIKO PEROKOK DAN KADAR LEUKOSIT DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI DI RUANG BERSALIN RSD DR. SOEBANDI JEMBER

Penulis

  • Nurul Wahda Poltekkes Kemenkes Malang
  • Gumiarti Gumiarti Poltekkes Kemenkes Malang
  • Susilawati Susilawati Poltekkes Kemenkes Malang

DOI:

https://doi.org/10.31290/majory.v7i1.5254

Kata Kunci:

Premature Rupture Of Membranes, Passive Smoker, Leukocyte Levels

Abstrak

Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan salah satu komplikasi dan masalah penting dalam obstetri yang berkaitan dengan meningkatnya morbiditas dan mortalitas perinatal. Menurut WHO, kejadian KPD berkisar antara 12%-14%, Di Indonesia KPD berkisar 4,4-7,6% dari seluruh kehamilan. Di RSD dr. Soebandi pada tahun 2023, kasus rujukan tertinggi adalah KPD dengan insidensi 17,4%. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor resiko perokok dan kadar leukosit dengan kejadian KPD di RSD dr. Soebandi Jember. Penelitian kuantitatif yang bersifat analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 125 ibu bersalin, dihitung menggunakan rumus slovin, didapatkan sampel penelitian sebanyak 95 responden, menggunakan teknik accidental sampling. Alat ukurnya adalah kuisioner. Analisis data menggunakan uji Rasio Prevalens. Ibu bersalin perokok pasif sebanyak 77,90%, ibu bersalin dengan kadar leukosit normal sebanyak 77,90%, ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah dini sebanyak 50,50%, analisis perokok pasif dengan kejadian KPD didapatkan RP 1,2 dengan CI 95% (0.559-3,948), kadar leukosit yang tidak normal dengan kejadian KPD didapatkan RP 1,6 dengan CI 95% (1,085-8,893). Perokok pasif bukan sebagai faktor resiko terjadinya ketuban pecah dini, sedangkan kadar leukosit tidak normal beresiko 1,6 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu bersalin dengan kadar leukosit normal. Diharapkan ibu hamil meningkatkan personal hygiene dan lebih aktif memeriksakan kehamilannya sebagai upaya pencegahan terjadinya peningkatan kadar leukosit pada ibu hamil.

##submission.downloads##

Diterbitkan

2025-06-16