PENDIDIKAN GIZI SEBAGAI INTERVENSI SPESIFIK UNTUK PENINGKATAN PENGETAHUAN, TINGKAT KONSUMSI, DAN KADAR HEMOGLOBIN REMAJA PUTRI
DOI:
https://doi.org/10.31290/jpk.v8i1.613Kata Kunci:
Remaja Putri, Pengetahuan, Tingkat Konsumsi, dan Kadar HemoglobinAbstrak
Negara Indonesia menunjukkan angka prevalensi kejadian anemia pada remaja putri sebesar 30 persen. Pada Kabupaten Malang diperoleh data bahwa prevalensi anemia pada remaja putri di Kabupaten Malang sebesar 20,28 persen. Oleh sebab itu, dilakukan uji coba pendidikan mengenai gizi seimbang untuk menurunkan kejadian anemia pada remaja putri di Kabupaten Malang. Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan desain Pra Eksperimen. Penelitian menggunakan rancangan One Group Pretest Posttest. Evaluasi pada pendidikan gizi berarti berfungsi untuk menjelaskan fenomena yang terjadi akibat adanya pemberian pendidikan gizi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2017. Populasi diambil dari 4 sekolah, yaitu SMAN 1 Gondanglegi, SMA Islam Kepanjen, SMAN 1 Lawang, dan SMAN 1 Singosari. Jumlah responden sebanyak 135 remaja putri. Intervensi pendidikan gizi dengan menggunakan modul gizi seimbang dengan 20 materi yang diberikan dalam waktu 3 bulan. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan responden sebelum dan sesudah pendidikan gizi, ditunjukkan dengan rata rata nilai pretest pengetahuan 56,86 dan rata rata nilai posttest meningkat menjadi 66,67. Rata rata tingkat konsumsi meningkat sesudah intervensi dibandingkan sebelum intervensi, namun pada rata rata tingkat konsumsi vitamin A menurun tetapi masih diatas AKG. Jumlah responden anemia menurun sesudah pendidikan gizi. Sebelum edukasi jumlah responden anemia sebanyak 121 orang, sesudah edukasi menjadi 93 orang. Sehingga diperlukan pendidikan gizi yang berkelanjutan sebagai bagian dari upaya pencegahan anemia gizi pada masa kehamilan sekaligus mencegah kasus berat badan lahir rendah.
Referensi
Desri Suryani, Riska Hafiani, dan Rinsesti Junita. 2015. Analisis Pola Makan Dan Anemia Gizi Besi Pada Remaja Putri Kota Bengkulu. Program Studi S–1 Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas. p–ISSN 1978–3833. e–ISSN 2442–6725. 10(1)11–18
Dieny, F.F. 2014. Permasalahan Gizi pada Remaja Putri. Graha Ilmu:Yogyakarta
Hardinsyah, 2008. Cerdas Dengan Pangan Hewani, IPB, Ketua Pergizi Pangan Indonesia, (Online), (http :// trobos–com/show–article–php?rid=22&aid=1079), diakses tanggal 05 Juli 2018.
Jalal, F. 2017. Penanggulangan Stunting dan Peningkatan Mutu Pendidikan sebagai Contoh Upaya Pencapaian Tujuan SDGs. Seminar Nasional SDGs Universitas Padjajaran Bandung 22 Nopember 2017.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Angka Kecukupan Gizi 2013.
Moore, J.B, et al. 2009. The Effect of a Nutrition Education Program on the Nutritional Knowledge, Hemoglobin Levels, and Nutritional Status of Nicaraguan Adolescent Girls. Public Health Nursing, 26(2):144–152.
Rosha, B. C., dkk. 2016. Peran Intervensi Gizi Spesifik dalam Perbaikan Masalah Gizi Balita di Kota Bogor. Buletin Penelitian Kesehatan, Volume 44, No. 2, Juni 2016: 127–138.
Supariasa, I. D. N. 2016. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
World Health Organization. 2011. Prevention of Iron Deficiency Anaemia in Adolescents: Role of Weekly Iron Folic Acid Supplementation: WHO SEARO.